KEBUMEN, – Sekolah Siaga Bencana (SSB)
adalah sekolah yang memiliki kemampuan untuk mengelola resiko bencana di
lingkungannya. Sedangkan tujuan SSB adalah untuk membangun budaya siaga
dan budaya aman di sekolah, serta membangun ketahanan dalam menghadapi
bencana oleh warga sekolah.
Menurut keterangan, baru-baru ini, Sekolah Siaga Bencana dilaksanakan
di sekolah-sekolah dengan beberapa pertimbangan, di antaranya, sekolah
secara sadar dan terencana melakukan upaya mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran.
Sekolah tetap merupakan “ruang publik” dengan tingkat kerentanan tinggi (dari hasil penelitian LIPI dan UNESCO tahun 2006).
Program Sekolah Siaga Bencana telah dilaksanakan di lima belas sekolah di
Kabupaten Kebumen pada tahun 2009 bekerjasama dengan Palang Merah jerman (GRC), yaitu SMK Negeri 1 Kebumen, SMA Negeri 2 Kebumen, SMA Negeri 1 Buluspesantren, SMA Negeri 1 Mirit, SMA Negeri 1 Petanahan, SMA Negeri 1 Karanganyar, SMK Negeri 1 Puring, SMP Negeri 1 Ayah, SMP Negeri 2 Ayah, SMP Negeri 1 Puring, SMP Negeri 2 Puring, SMP Negeri 1 Petanahan, SMP Negeri 2 Adimulyo, SMP negeri 2 Pejagoan, SMP Negeri 1 Ambal, Pada tahun 2010 Palang Merah Indonesia Kabupaten Kebumen kembali melanjutkan Program SSB di lima sekolah dengan tanpa donor di lima sekolah yakni SMA Negeri
Karangsambung, SMK Negeri Karanggayam, SMA Tamtama Prembun, SMP Negeri Padureso dan MTs Penajung
Alian Kebumen dan pada tahun 2011 program sekolah siaga bencana masih berlanjut di enam sekolah di Kabupaten Kebumen yaitu SMP Negeri 1 Rowokele, SMP Negeri 2 Buayan, SMP PGRI Sempor, SMP Negeri 1 Sadang, MTs Tirtomoyo, dan SMP Negeri 1 Prembun.
Ketua PMI Kabupaten Kebumen Drs. Eko Widianto menegaskan Program Sekolah Siaga Bencana (SSB) ini akan terus berlanjut sampai semua sekolah di Kabupaten Kebumen mendapatkan pogram tersebut pasalnya Kabupaten Kebumen termasuk wilayah yang rawan dengan bencana mulai dari Angin Puting Beliung hingga Tsunami